Thursday, August 25, 2011

Reset

Reset tiap hari atau ketika dibutuhkan. Seperti menekan tombol reset di PC atau laptop, tujuannya supaya fresh lagi memorinya, bisa kenceng lagi mikirnya, ga ngadat lagi, ga hang lagi. Tapi yang saya omongin bukan perangkat elektronik, melainkan otak saya, hati saya.
Kok bisa? Gimana ngga! Otak saya ini susah sekali diajak berhenti mikir, apalagi tentang hal-hal yang belum terselesaikan, belum ketauan ujungnya, atau tentang apa saja, termasuk tentang orang yang menarik hati. Nah loh! Ngga bole? Kalo bisa milih siy mending ngga, karena udah tau rentetan panjang di belakangnya. Ini terjadi dengan sendirinya kok... (baca indahnya mencinta dey ^_*)
Jadi ini tentang mencinta lagi judulnya :p
Dengan adanya segala macam keterbatasan (baca: keistimewaan), otomatis otak jadi sangat kreatif memikirkan segala macam cara untuk menyiasati dan memanfaatkan keistimewaan itu. Sendiri! Ga bisa sharing! >_<
Ujung-ujungnya jadi mumet sendiri. Otak jadi penuhhh. Menguras emosi. Sedih. Kalut. Kecewa. Menyesal. Kangen. Sayang. Cinta. Marah. Setengah gila! Bahkan sudah gila kali, punya dunia sendiri di dalam pikiran (ngaku gila aja kalo ga ngaku tar dibilang gila beneran). I can't get out of it.
Satu-satunya cara yang paling manjur dengan me-reset otak. Kembali lagi ke titik awal. Titik awalnya: hanya mencinta. Tidak lebih tidak kurang. Meruntuhkan kembali harapan. Tidak lebih dan tidak kurang. Membunuh rindu, dengan jungkir balik sampe tetes terakhir stok air mata sekalipun. Dan kembali ke posisi alami ternyaman: memeluk dua kaki yang merapat ke dada. Menenangkan diri, step terakhir dari sebuah pe-reset-an.
Tapi kali ini bener-bener gila. Tiap hari harus reset, selang beberapa waktu harus reset. OMG... Hey otak.... slow down plissss...
Harus segera memikirkan yang lain ini... Chayyyooooo!!! ^_^

No comments:

Post a Comment