Sejauh kaki melangkah, sepanjang jalan hidup yang telah kita lewati, Tuhan menciptakan satu emosi yang pasti pernah kita alami dan rasakan:: penyesalan. Satu kata yang seringkali diasumsikan dengan sesuatu yang negatif. Satu ungkapan yang mengarahkan pikiran dan ingatan kita terhadap suatu emosi yang tidak menyenangkan. Satu hal yang sangat terkait dengan pengalaman masa lalu yang tidak kita inginkan terjadi, namun pada kenyataannya terjadi. Entah disengaja ataupun tidak.
Itu jika kita melihat dari sisi negatif. Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Tidak mungkin Tuhan menciptakan sebuah emosi yang kita sebut penyesalan itu hanya memiliki sisi negatif, tidak bermanfaat, bahkan hanya menimbulkan perasaan yang tidak enak bagi kita.
Tak ada gunanya jika kita larut dan bersedih karena sesuatu yang kita sesali dan terus menyesalinya. Itu membuat kita semakin terpuruk dan tanpa sadar kita bisa terjebak dalam penyesalan-penyesalan selanjutnya.
Bagaimana melihat penyesalan sebagai sesuatu yang positif? Salah satu caranya dengan berpikir bahwa jika kita bisa menyesal setelah melakukan suatu kesalahan berarti kita masih punya nurani. Bagusnya kita masih bisa menyesal, namun sekali lagi jangan sampai larut dalam penyesalan. Itu yang disebut “menyesal tiada guna”. Akan tetapi jika kita menyesal, sadar dan segera bangkit, kita bisa mengambil pelajaran dari sesuatu yang kita sesali itu. Mengapa bisa terjadi? Bagaimana terjadinya? Dan yang lebih penting bagaimana supaya kita bisa menghindarinya supaya tidak terulang, sehingga tidak terjadi penyesalan lagi.
Jangan takut berbuat sesuatu karena takut salah, karena kita bisa belajar banyak dari kesalahan itu. Jika takut salah, kapan kita akan berbuat sesuatu?
No comments:
Post a Comment