Monday, November 28, 2011

Keterbukaan


Terlahir dan terbiasa dengan bahasa lugas yang gamblang membuatku tertekan ketika tidak mengetahui sesuatu yang mustinya aku tahu. Atau setidaknya menurutku aku harusnya tahu. Sebaliknya, menahan sesuatu yang mustinya aku sampaikan kepada siapa pun itu, tetapi tidak dapat aku sampaikan seperti menciptakan bom waktu. Takutnya suatu saat akan meledak bertubi-tubi tanpa batas.
Aku tahu aku perlu belajar banyak di sana. Lagi-lagi menurutku, keterbukaan bukanlah dosa, karena jika semua jelas maka tak akan ada salah paham, tak ada prasangka bahkan fitnah. Karena semua telah jelas. Terbuka belum tentu marah, jika yang ditakutkan adalah amarah. Memang nabi mengajarkan lebih baik diam ketika marah, tetapi keterbukaan sangat berbeda dengan kemarahan. Di dalam keterbukaan tak ada unsur kemarahan, tetapi kemarahan sangat memungkinkan disampaikan melalui keterbukaan. Yang terakhir itu yang disarankan untuk diam.
Aku tahu aku masih perlu belajar banyak tentang segala hal. Terima kasih buat teman-teman yang tak henti-hentinya memberiku pelajaran dan mengajakku terus belajar ^_^

Thursday, November 24, 2011

Jika ingin berubah


Kita ini makhluk hidup yang Allah ciptakan untuk saling bersosialisasi, karena pada dasarnya manusia saling membutuhkan satu sama lain. Sosialisasi juga yang menyebabkan munculnya norma-norma, nilai-nilai yang harus kita anut. Norma dan nilai tak tertulis yang kita anut tidak memiliki pengadilan khusus untuk menghukum orang-orang yang melanggarnya dan tidak ada petugas khusus yang mengawasi siapa saja yang melanggar norma dan nilai. Maka semua orang berhak menilai apa yang orang lain lakukan, semua orang berhak menjadi pengawas bagi siapapun. Dan hukuman bagi pelanggar adalah hukuman sosial, dikucilkan, dibenci banyak orang, dimusuhi dan sebagainya.
Di atas itu semua, betatapun banyak orang dan seringnya kita dinilai orang lain, kita sebagai pribadi yang utuh berhak menentukan sendiri apa yang kita lakukan. Orang boleh saja menilai, tapi jika kita punya keyakinan bahwa apa yang kita lakukan adalah benar dan yang terbaik, maka tak seharusnya kita mengikuti penilaian orang. Karena tidak semua orang menilai dengan benar.
Apa yang bisa kita lakukan dengan itu semua? Orang boleh menilai, boleh memberi kritik dan saran, maka kita terima itu sebagai masukan bagi diri kita. Pandai-pandai kita memilah mana yang baik dan benar, mana yang buruk dan tidak perlu kita anut. Kita berhak sepenuhnya atas diri kita dan kita bertanggungjawab sepenuhnya atas apa yang kita lakukan. Jika kita ingin berubah, maka harus dipastikan bahwa memang kita benar-benar ingin berubah, bukan karena orang lain, bukan karena alasan di luar diri kita, karena kita yang punya hak dan kita juga yang harus bertanggung jawab. Oleh karena itu, pastikan perubahan itu ke arah yang lebih baik ^_^

Thursday, November 17, 2011

Puisi - Sedikit kuatku


Aku pikir aku kuat
Seperti teman-temanku kira
Aku pikir aku sanggup
Seperti persangkaan ibuku
Aku pikir semuanya mudah
Dengan persiapan rencana yang indah
Semua sudah terpikirkan

Kenyataan membenturkan kepalaku
Lunglai terpuruk ku di atas tanah
Membawakanku kesadaran
Tak sekuat itu
Tak semudah itu
Aku di ujung ketidaksanggupan
Karena aku seperti sendiri
Membawamu berdiri
Mempersiapkan untuk berlari
Karena jalan masih sejuta mil lagi

Sedikit kuatku...
Tetap harus ku berdiri
Membawamu berlari
Menepiskan semua himpitan hati
Menggapai semua mimpi
Dengan cinta yang tak pernah berhenti bersemi

Sedikit kuatku...
Tapi banyak keyakinanku, kita bisa

Biyuuuhhhh...


Masalah bertumpuk-tumpuk memadati isi kepala dan menyesakkan hati. Day 1, kehilangan HP. Day 2, kehilangan kontak dengan seseorang yang telah mengisi hati sepenuh-penuhnya, seisi-isinya, sesemua-semuanya. Day 3, one of my family has passed by. Day 4, banyak proposal kegiatan yang ditolak berbagai pihak. Day 5, buku tabunganku plus ATM-nya hilang. Day 6, I think I was lost and couldn’t think clearly anymore. Day 7, I know I will survive because I’ll live a thousand years more and must move on… What a &^*#$*(@^

Biyyuuuuhhhh….

Itu satu kata yang keluar dari seorang teman ketika dia tertimpa masalah bertumpuk-tumpuk. Biyyuuhhh.... Bener coba diucapkan dengan penuh penghayatan, perasaan dan ekspresi maka akan menghasilkan sedikit kelegaan dalam dada.
Kok bisa? Lah ngga inget saran banyak orang ketika dicurhatin masalah yang bertumpuk-tumpuk trus mereka bilang ”tarik nafas panjang dulu...”. Beda? Sama loh. Coba ucapkan Biyuuuuhhh.... Trus tarik nafas panjang dan hembuskan perlahan. Hasilnya gimana? Sama leganya kan?
Inti dari tarik nafas panjang bukanlah pada saat menghirup udaranya, akan tetapi pada saat kita menghembuskan perlahan udara itu keluar bersamaan dengan energi negatif yang kita usir dari tubuh kita. Seperti seorang ahli meditasi bilang, bermeditasi untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian adalah dengan cara menarik nafas dan membuangnya perlahan, berkali-kali. Ga percaya? Percaya ajahh.. itu yang bilang bukan saya, itu yang bilang ahlinya. Kalo saya? Kan udah dibilang I couldn’t think clearly... Jadi mending saya meditasi dulu. Meet the silence.

*****

Monday, November 7, 2011

Can u imagine?


These two person are separated apart far away one each other.  But they are connected. Yeah, they are in love. No one can deny that feeling, neither they are. They just feel and accept any consequences behind. Though many obstacles between them, they know it but they don’t see it. Love is a wonderful feeling, only the lucky one could feels. They wonder and focus on it. Just feel the love and energize their life.
As a normal human being, they hurt sometimes obviously. With a positive thought, they bounce back easily by themselves or helping each other. In every problems, they support each other. But if they couldn’t trough it, they just lay down together. That’s it all. Can u imagine how sweet they are? Can u imagine what could they do if they are together?

***day dreaming ^_^

Thursday, November 3, 2011

HR in Style


Selama ini, kalo kita mendengar HR seringnya identik dengan sesuatu yg serius, tegang, penuh dengan aturan-aturan, bahkan ngeri karena HR diibaratkan suatu pengadilan di dalam perusahaan yang akan “mengadili” karyawan yang dianggap bersalah dan mengingatkan karyawan untuk selalu mematuhi aturan. Bertemu dengan orang-orang HR, kebanyakan karyawan akan nyeletuk: “Ada orang HR, ada orang HR…” (saya kok jadi inget kalo ada razia sepeda motor di jalan raya misalnya, masyarakat bilang: ada polisi, ada polisi L). Komentar itu muncul meskipun ada atau tidak ada pelanggaran. Sangat mengganggu telinga.
HR memang penegak aturan, kedisiplinan dan duta management untuk mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan perusahaan. Tapi bukan berarti HR harus kaku, apalagi galak sampai ditakuti, lebih-lebih menyebalkan. Semua tugas HR dapat tetap dilakukan dengan elegant, ramah dan membumi. Suatu aturan bisa disosialisasikan dengan kedekatan personal terhadap karyawan, tetapi tetap dalam koridor aturan. Suatu pelanggaran tidak harus disampaikan dengan serta merta seperti polisi menilang pelanggar lalu lintas.
Kesan eksklusif tim HR juga harus dihilangkan. HR juga manusia, makhluk sosial, musti pandai-pandai menjalin hubungan atau komunikasi. Dengan memiliki banyak teman di internal bisa memperoleh issue-issue yang sedang berkembang, baiknya HR bisa meredam yang negatif dan memunculkan sisi positifnya. Dengan memiliki banyak teman di eksternal, banyak hal yang bisa didapat. Info seputar HR di luaran, ilmu HR terbaru atau info dan ilmu apa pun bisa diperoleh. Dengan menjadi HR yang supel (HR in style), tidak hanya tugas bisa diselesaikan dengan baik, tetapi hubungan dengan orang lain lebih sehat dan bisa mengambil info/ilmu lebih banyak.

***********